Mataram, Boss.- Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengatakan ingin menjadikan Lombok sebagai pusat budidaya lobster sehingga ke depan tidak hanya menjadi contoh secara nasional tetapi bisa juga menjadi rujukan negara lain.
“Saya ingin menjadikan Lombok sebagai pusat budidaya lobster. Bahkan sampai kelas dunia. Semangatnya harus begitu,” ujar Wahyu Trenggono didampingi Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, saat kunjungan kerja di Pelabuhan Perikanan Teluk Awang, Lombok Tengah dan dilanjutkan meninjau budidaya Lobster di Telong Elong, Lombok Timur, Rabu (24/3-2021).
Komitmen Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut, disampaikan saat melakukan dialog dengan para petani penangkap benur dan pembudi daya lobster di berbagai sentra budidaya lobster, termasuk meninjau langsung keramba jaring apung milik masyarakat di dua kabupaten penghasil lobster terbesar di Provinsi NTB.
Untuk mendukung produktivitas budidaya lobster dalam negeri, Menteri berjanji bahwa proses birokrasi perizinan budidaya akan dipermudah.
Kepada para petani penangkap benur, Menteri meminta untuk bersabar dan tidak menjual atau mengekspor hasil tangkapannya dalam benur/bibit. Tetapi dibudidayakan terlebih dahulu menjadi lobster sehingga memberikan nilain tambah ekonomi yang jauh lebih besar.
Ia mencontohkan keberhasilan H. Rozak, seorang petani pembudidaya lobster asal Telong Elong. Bahwa dengan modal Rp 120 juta, dalam waktu budidaya selama enam bulan, berhasil meraup hasil panen lobster dengan nilai jual lebih dari Rp 400 juta. “Jadi keuntungan budidaya, dengan teknologi yang sederhana sangatlah menggiurkan ” ucapnya.
Kementerian Kelautan dan Perikanan, lanjutnya, juga akan memberikan bantuan sarana dan prasarana, pendampingan bagi para pembudi daya, hingga menyiapkan pasar.
Menteri Trenggono juga menegaskan komitmennya dalam memerangi penyelundupan benur ke luar negeri, serta mengajak para penangkap benur untuk tidak menjual benur kepada oknum-oknum yang terlibat dalam perdagangan ilegal.
“Benur kekayaan bangsa ini. Kalau ada yang mau ekspor benur untuk memperkaya orang luar negeri, saya lawan. Tapi kalau untuk budi daya di sini, saya dukung sampai mati,” tegasnya.
Sebelumnya, KKP menyatakan perang terhadap praktik penyelundupan benih lobster dalam rangka menjaga aspek keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan nasional.
“Kami telah menerima arahan. Intinya kami akan tindak tegas penyelundup benih benih lobster ini. Tanpa kompromi,” kata Plt Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP, Antam Novambar.
Antam menyatakan pernyataan perang terhadap penyelundupan benih lobster juga dalam bentuk menindaklanjuti pertemuan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dengan Kepala Staf TNI Angkatan Laut terkait keprihatinan atas masih ditemukannya penyelundupan benih lobster. WAN