MATARAM – Pisah kenal Kabinda NTB dari Ir Wahyudi Adi Siswanto ke Wara Winahya, yang diselenggarakan Laskar Sasak, Minggu sore (30/1) berlangsung khidmat dan kental nuansa budaya. Acara penyimbikan oleh TGH Sanusi diiringi dengan doa, mantra dan sholawat membahana di Aula Stikes Yarsi Mataram.
Prosesi Nyimbek ini dihadiri ratusan tokoh adat dan budaya yang sudah tidak asing lagi seperti Mamiq Ngoh, Miq Putria, Datu Artadi, Miq Rais, Miq Wangsa, Miq Sajim semua pengurus DPD Laskar Sasak se Lombok dan puluhan tokoh masyarakat. Kepada Ir Wahyudi dipasangkan secara simbolis, kain tenun Sasak sedangkan kepada Wara sebagai Kabinda NTB yang baru dipasangkan sapuq.
Prosesi seperti ini untuk pertamakalinya di NTB dan punya nilai kearifan local tersendiri. Acara yang bertajuk “Doa untuk Kabinda” ini berlangsung sekitar 3 jam-an, bisa jadi contoh untuk pelestarian nilai nilai tradisi dan budaya.
Ketua Laskar Sasak Lalu Taharuddin, menjelaskan, Kabinda NTB sebelumnya Ir Wahyudi Adisiswanto merupakan Dewan Pembina Laskar Sasak yang telah membina selama lebih dari dua tahun. “Sebelumnya kami adalah kelompok yang sulit diatur, sejak kami dibina Kabinda, kini kami menjadi mengerti bagaimana berbuat lebih bermanfaat untuk orang banyak,” katanya.
Karenanya, kata Lalu Tahar keberadaan Ir Wahyudi sudah menjadi bagian dari keluarga besar Laskar Sasak, yang diharapkan akan terus membina meski tugas di pusat Sebagai wujud dari komitmen bersama itu, maka Laskar Sasak berkewajiban terus mengawal semangat yang telah dibangunnya bersama.
“Kami insyaallah akan terus menggemakan ajaran Bapak Pembina, Ir Wahyudi Adisiswanto, kami akan tunjukkan bahwa kami menjalankan ajaran bapak,” ujar Lalu Taharuddin pada sambutan perpisahan.
Sementara itu Mamiq Sajim Sastrawan mengakui Ir Wahyudi telah diakui sebagai bagian dari keluarga besar Sasak, yang telah memberi semangat baru bagi Suku Sasak. “Semoga apa yang telah dilakukan Bapak Wahyudi menjadi semangat bagi Laskar Sasak dalam kehidupan ke depan,” ujar Miq Sajim yang juga Ketua Bale Mediasi.
Terkesan dengan semboyan “Laskar Sasak Untuk Indonesia, Miq Sajim mengatakan semboyan tersebut seolah berpesan bagi Indonesia bahwa di Lombok ada Laskar Sasak yang akan mengawal Indonesia. “Karenanya tak akan ada lagi Laskar Sasak di jalanan, melainkan senantiasa menjunjung tinggi prinsip adat yang wajib diperjuangkan untuk kepentingan Indonesia,” tandasnya.
Lebih lanjut, Sajim menjelaskan NTB mempunyai potensi melimpah dengan beragam kekayaan SDM dan Sumber daya alamnya. “Karenanya, sudah waktunya kita investarisir semua potensi yang ada,” ujarnya sambil berpesan agar Laskar Sasak menghindari sikap ekslusif dan sanggup lebur dimanapun berada.
Kabinda NTB Sebelumnya Ir Wahyudi Adisiswanto Msi, mengatakan diakhirtugasnya di NTB, banyak pelajaran yang telah dipetiknya. “Saat pertama kali menginjakkan kaki di NTB saya bertemu dengan saudara – saudara Laskar Sasak,” kisahnya.
Selama di Bumi Lombok, kata Ir Wahyudi merasakan kehangatan persaudaraan, dan saling menghargai, sehingga merasa menemukan keluarga baru. “Disinilah saya belajar bagaimana memahami bahwa Indonesia memiliki kekayaan adat istiadat, serta nilai nilai luhur yang wajib kita Panuti,” ujarnya.
Terkait dengan agenda Lombok Mercusuar yang digagasnya bersama Laskas Sasak, Ir Wahyudi menjelaskan bahwa gagasan itu bermula dari keyakinan bahwa dari bumi Sasak akan lahir peradaban baru. “Mercusuar itu maknanya manjadi petunjuk di kegelapan malam, dan disaat kehidupan tak menentu,” jelasnya.
Sementara Kabinda NTB yang baru Wara Winahya S Sos MSi menjelaskan bahwa kedatangannya ke NTB bukan menggantikan posisi Ir Wahyudi, melainkan hanya melanjutkan program yang telah dijalankan bersama Laskar Sasak. “Saya sebagai yunior masih harus banyak belajar, jadi saya tidak berani menggantikan posisi beliau,” tegasnya.
Mantan Kabagops Binda Jawa Tengah itu menegaskan, bahwa tugasnya adalah untuk memastikan stabilitas di NTB. “Tentu itu dapat kita lakukan secara bersama – sama,”ujarnya.
Hadir pada acara tersebut, Ketua JMSI NTB, Boy Mashudi, Ketua Mattakin NTB, S Widjanarko, tokoh pemuda Gde dan beberapa wartawan senior.
(#)