Keuntungan BUMN Turun Lagi. Apakah Gara Gara Mau Disita Prabowo?

Oleh : Salamuddin Daeng

Keuntungan BUMN dalam laporan tahun ini menurun lagi. Laba bersih BUMN tahun 2022 senilai 351,5 triliun rupiah. Selanjutnya tahun 2023 turun menjadi 327,1 triliun rupiah. Lalu tahun 2024 sebagaimana laporan pada 2025 turun lagi menjadi 304 triliun rupiah. Turunnya laba BUMN ini bersifat beruntun.

Jadi keuntungan BUMN dalam dua tahun terakhir telah merosot sebesar 14%. Kalau ini terus konsisten atau terjadi lagi tahun 2025 yang nanti dilaporkan tahun 2026 maka bisa jadi Danantara sebagai pengelola akan gigit jari. Karena tidak sedikit utang utang BUMN yang harus dibereskan tahun tahun mendatang. Ada arah yang saling berlawanan antara utang dengan keuntungan. Utang naik tapi untung turun.

Apa penyebabnya penurunan keuntungan BUMN secara beruntun ini masih misteri. Ada dugaan bahwa rencana semua keuntungan BUMN akan disita oleh Presiden Prabowo untuk dikonsentrasikan ke Danantara menjadi momok bagi jajaran BUMN. Sebagaimana diketahui bahwa telah dibentuk Danantara melalui revisi UU BUMN. Revisi ini melahirkan badan negara Danantara dan badan negara operasional Danantara dan badan negara investasi Danantara. Perubahan ini menjadikan secara penuh BUMN dikontrol Presiden sebagai perwakilan negara dan pemerintah membawahi semua BUMN termasuk mengambil semua keuntungannya untuk dikelolah lebih lanjut.

Jadi mungkin ini penyebabnya karena ada pemikiran dikalangan dalam BUMN buat apa untung gede kalau nanti akan disita oleh Presiden. Jadi ada baiknya utak-atik sedikit laporan keuangan. Mungkin bisa juga mengubah yang tadinya adalah keuntungan atau laba menjadi cost atau biaya. Gampanglah itu semua bisa diatur. Pihak Danantara kalau terima jadi, tanpa mau memeriksa dengan serius maka pasti kecele.

Danantara harus serius memeriksa semua ini, mengingat banyak sekali yang harus dibereskan Danantara pada tahun tahun mendatang. Salah satunya adalah utang BUMN yang terus menggunung. Menurut data BPS utang BUMN tahun 2023 senilai 8175,2 triliun rupiah. Utang ini naik dibandingkan tahun 2022 yakni senilai 7812,3 triliun rupiah atau naik senilai 362.9 triliun. Kondisi ini adalah PR besar karena laba turun tapi utang makin menggunung. Keduanya saling melawan satu dengan lainnya. Waspodo!

Baca Juga :  Manfaatkan Medsos untuk Pengembangan Usaha dan Interaksi Sosial

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *