by

Ali BD Kupas NW dalam Buku Terbarunya

Mataram . Ali BD yang juga menyebut dirinya Mat Kodak, mengupas organisasi terbesar di NTB Nahdlatul Watan (NW) dalam buku terbarunya yang diberi judul. “Nahdlatul Wathan Bagian Potret Wajah Suku Bangsa Sasak”, di Mataram, Kamis (4/12).
Hadir dalam acara itu narasumber yang juga sesepuh masyarakat Sasak, Drs. HL Azhar, dosen UIN Mataram yang juga fungsionaris NW, Prof. Fahrurrozi, pengurus NWDI Dr. Fauzan, dan akademisi Unram, Dr. Saepul Hamdi.
Kendati dihadiri tokoh NW dan NWDI, acara berlangsung dengan semangat kekeluargaan. Kedua tokoh tidak ada yang menyangkal buku yang ditulis Mat Kodak walau disuguhkan dengan sangat lugas dan berani namun sudah mencapai kejujuran.
Bedah Buku diawali dengan pengantar dari editor Riyanto Rabbah sekaligus membacakan puisinya berjudul “Cermin” yang dikristalisasi dari buku tersebut. Buku Mat Kodak itu sendiri mengurai perjalanan suku bangsa Sasak dan organisasi NW dengan alur dinamikanya sejak dilahirkan para pendirinya.

SESEPUH SASAK ANGKAT BICARA
Dalam Bedah Buku hasil kerjasama YSM dengn Yayasan ADC itu, sesepuh masyarakat Sasak yang sudah berusia 90 tahun, Lalu Azhar, angkat bicara dengan memaparkan hubungannya dengan Ali BD.
HL Azhar menilai sosok Mat Kodak, dalam kapasitasnya sebagai penulis, merupakan tokoh yang ada ditengah-tengah NW.
Setelah membacanya, kata dia, karya Mat Kodak tidak sebatas sebagai buku sejarah melainkan sebagai bagian dari dinamika identitas perjuangan NW. Dalam konteks akademik, lanjut mantan Wakil Gubernur NTB itu, bisa dijadikan kajian historis akademis.
Alumni Sosiologi UGM ini mengemukakan NW sebagai kekuatan dakwah sudah menjadi karakter umat. Sejak awal, kata dia, NW memosisikan diri sebagai gerakan dakwah yang progresif dan rasional.
“NW menjadi instrumen transformasi sosial yang membuka jalan masyarakat Sasak menjadi modernis tanpa kehilangan akar budayanya, ” urainya.
HL. Azhar menilai Ali menulis dengan kejujuran dan keberanian. Disebut jujur karena ditulis apa adanya. Sedangkan disebut berani karena menguraikannya dengan tafsir-tafsir sejarah.
Dalam acara itu berlangsung diskusi menarik terkait identitas kesasakan. Dalam identitas kesasakan mengemuka bahwa ada identitas keislaman yang kaya pengaruh berbagai aliran yang dibawa orang-orang Sasak itu sendiri.
Identitas Sasak pun sangat beragam. Keberagaman serta perbedaan-perbedaan yang ada disatukan melalui agama Islam sebagai identitas utama Suku Bangsa Sasak.

Baca Juga :  Chen Lai, Direktur Sekolah Nasional 3 Bahasa yang Baru

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *